Masa Pandemi, Orderan di Pandai Besi Sambogunung Tak Lagi Menggunung

GRESIK - Pukulan palu berirama dang ding dong pada besi yang dipanaskan, seakan melupakan para pengrajin pandai besi dari pandemi Covid-19. Buktinya, mereka tetap eksis memproduksi sabit, pisau dan alat sejenisnya untuk memenuhi kebutuhan pasar dan pesanan, meskipun jumlahnya terbilang menurun bila dibanding hari sebelum pandemi.

Adalah Sulaiman (55), warga desa Sambogunung Dukun Gresik, menceritakan awal membuka usaha pandai besi miliknya. Bermula dari belajar sambil membantu bapaknya dan berbekal kemampuan serta pengalaman yang diperolehnya, lambat laun mampu membuat alat sendiri dan akhirnya mendirikan pandai besi.

"Sudah lama saya di pandai besi, bantu bapak sepulang dari sekolah MI," ungkap Sulaiman di tempat kerjanya, Rabu (23/12/2020).

Di sebelah rumahnya, bengkel pandai besi berukuran 3 x 7 meter ini berdiri. Untuk membuat sebuah alat, Sulaiman memotong besi  sesuai kebutuhan, memanaskan dengan suhu tertentu, dan membentuk besi sesuai kebutuhan. Bahan pembuatan dari besi per, baja yang ia peroleh dari barang loak di sekitar tempat tinggalnya atau terkadang bahan dari pemesan. 

Sayangnya, meski dapat bantuan sebesar Rp 2,4 juta dari pemerintah akibat covid-19, Sulaiman mengatakan, bantuan tersebut belum dapat dipakai buat menambah peralatan pandai besi yang modern. Di tempatnya, masih ada peralatan tradisional sehingga membutuhkan rekan kerja.

Baca : Cita Rasa Khas Kopi Tegal Joyo Bungah Gresik

Dibantu dua rekannya, Musin dan Asmari, ia mengaku dapat mengerjakan maksimal 16 sabit sehari, belum termasuk pisau, bendo dan jasa perbaikan alat.

"Pesanan, perbaikan saya layani, juga saya jual sendiri ke Pasar Sapi Panceng," katanya.

Lanjut Sulaiman, di musim pandemi ini ada penurunan pesanan jika dibanding biasanya. "Petani banyak yang sambat, panen dimakan tikus, akhirnya juga berimbas ke pesanan yang masuk," ujarnya.

Disinggung soal harga buatannya, Sulaiman mengungkapkan, sabitnya dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 50 ribu, bendo Rp 70 ribu dan pisau Rp 30 ribu. Harga tergantung kerumitan dan model permintaan pemesan. Sedangkan untuk jasa perbaikan, ia hanya mematok  harga kisaran Rp 10 ribu, sesuai alat yang diperbaikinya.

Hasil pandai besi buatan Sulaiman ini diklaim lebih tajam dan baik dari segi modelnya. Hal ini dibenarkan seorang pemesannya, Jamaluddin. Ia mengatakan, Sabit buatan Sulaiman ini tajam dan modelnya bagus. "Sabitnya tajam dan nyaman dipegangan," kata warga Grogol Masangan Bungah Gresik ini.

Senada dengan Jamaluddin, Ainul Yaqin mengungkapkan, pisau miliknya yang dipesan dari pandai besi Sulaiman masih tajam hingga sekarang. 

"Hanya perlu mengasah sebentar kalau mau dipakai lagi, karena memang jarang dipakai," ujar warga Lasem Sidayu ini.

Pandai besi Sulaiman buka jam 06.00 pagi dan tutup jam 03.00 sore serta tutup hari Selasa dan Jumat.  Jika ada keperluan lain atau salah satu rekannya tidak bisa masuk kerja, pandai besi ini juga tutup.

Posting Komentar

Admin infodapodik tidak bertanggungjawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak