Sejarah Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda
Mapel Pendidikan Pancasila SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka
Mapel Pendidikan Pancasila SMP Kelas 8 Kurikulum Merdeka
Oleh
Rifaus Ismawadi, S.Pd.
(Guru UPT SMP Negeri 32 Gresik)
A. Sejarah Hari Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda
Kekayaan sumber daya alam membuat Bangsa Belanda
tertarik menjajah Indonesia karena syahwat keserakahannya.
Di tengah pengerukan sumber daya alam Indonesia oleh penjajah Belanda,
ada politisi Pemerintah Kerajaan Belanda Baron Van Hoevel, Frans Van Deputte, dan Mr. C.T. Van
Deventer menyampaikan kritik. Ketiganya mendesak agar Pemerintah Kerajaan Belanda memberikan balas
jasa atas kekayaan alam Hindia Belanda yang dikeruk. Desakan politik itu
mempengaruhi Pemerintah Kerajaan Belanda mengeluarkan kebijakan politik
etis atau politik balas budi pada September 1901.
Politik etis ini bertujuan
memberikan kesempatan kepada Bumi Putra untuk mengenyam pendidikan
agar menjadi tenaga terampil dan terlatih. Kemudian, dipekerjakan sebagai
tenaga administrasi perkantoran. Jadi, sebenarnya kebijakan politis etis ini
untuk kepentingan penjajah kolonial juga.
Tiga bidang politik etis yaitu pendidikan, pertanian, dan
kependudukan.
Pendidikan : kesempatan
kepada Bumi Putra untuk mengenyam pendidikan, baik di Indonesia maupun
ke negeri Belanda.
Pertanian : saluran-saluran irigasi untuk
mengairi sawah dan ladang. Dibangun pula jalan-jalan lintas kota untuk
akses dan mobilitas distribusi barang.
Kependudukan : transmigrasi, yaitu memindahkan penduduk dari wilayah yang padat
ke wilayah yang lebih sedikit penduduknya.
Kalangan terpelajar ini secara intensif membangkitkan kesadaran
sebangsa dan setanah air kepada rakyat Indonesia. Lahirlah berbagai
organisasi pergerakan : Jami’atul Khair, Sarekat Dagang Islam (Sarekat Islam), Boedi Utomo 20 Mei 1908, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia (PNI), Muhammadiyah, dan Nahdhatul Ulama.
Dalam selang waktu yang tidak lama dan berjalan seiring lahirnya
organisasi pergerakan, lahir pula organisasi-organisasi kepemudaan. Ada Jong
Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Batak, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes,
Jong Ambon, dan Jong Minahasa. Organisasi kepemudaan ini lahir dalam
rentang waktu 1915 sampai 1924.
Organisasi kepemudaan tersebut awalnya bersifat kedaerahan. Kesadaran dari para tokoh pemuda pentingnya membangun
persatuan dalam organisasi kepemudaan coba diwujudkan
dengan melaksanakan Kongres Pemuda I pada 30 April sampai 2 Mei 1926
di Batavia.
Setelah Kongres Pemuda I, lahir organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar
Indonesia (PPPI). PPPI secara intensif melakukan pendekatan dan komunikasi
kepada berbagai organisasi kepemudaan. Tujuannya agar organisasi kepemudaan bersatu dalam garis perjuangan.
Pada akhirnya, disepakati akan
digelar Kongres Pemuda II pada 27 – 28 Oktober 1928 di Batavia.
Sugondo Joyopuspito, Ketua PPPI, didaulat sebagai ketua pelaksana.
Joko Marsaid menjadi wakil ketua,
Mohammad Yamin sebagai
sekretaris, dan Amir Syarifuddin sebagai bendahara.
Pengurus inti tersebut
dibantu oleh Johan Mohammad, Konco Sungkono, Senduk, Johanes Leimena,
dan Rochyani.
Kongres Pemuda II dilaksanakan selama dua hari, yaitu 27 – 28 Oktober
1928.
Ada tiga tempat yang digunakan melaksanakan kongres.
Hari pertama
bertempat di Gedung Katholieke Jongelingen Bond, Lapangan Banteng.
Hari
kedua bertempat di Gendung Oost Java Bioscoop (sekarang Jl. Medan Merdeka
Utara, No. 14) hingga tengah hari.
Kemudian, sore hari pertemuan dilanjutkan
di Gedung Indonesia Clubhuis Jl. Kramat Raya, No. 106 Jakarta (sekarang
disebut Museum Sumpah Pemuda).
SUMPAH PEMUDA
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
Bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Naskah Sumpah Pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin dan disetujui oleh
Sugondo. Kemudian, dibacakan di hadapan para peserta kongres. Deklarasi
Sumpah Pemuda diperdengarkan pertama kali lagu kebangsaan Indonesia
Raya karya WR. Supratman.
Lagu Indonesia Raya dinyanyikan hanya diiringi
alunan biola, tetapi tetap syahdu.
Setelah Sumpah Pemuda dideklarasikan, kesadaran sebangsa setanah air
yang harus bersatu melawan penjajah Belanda semakin menguat. Sumpah
Pemuda merupakan penegasan semangat persatuan dan nasionalisme guna
mewujudkan Indonesia merdeka. Sejak saat itu, perjuangan para pemuda
dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lagi bersifat kedaerahan,
melainkan bersifat dan berskala nasional.
_
Tags
ppkn