Gresik - Sebagai salah satu dari delapan SMP negeri di kabupaten Gresik yang lolos menjadi sekolah penggerak, UPT SMP Negeri 32 Gresik langsung tancap gas untuk melakukan kegiatan penyampaian Program Roots Indonesia kepada agen perubahan terhitung sejak 11 September lalu. Puncaknya, sekolah yang dahulu bernama SMP Negeri 4 Sidayu ini mendeklarasikan anti perundungan dalam acara yang bertajuk Roots Day, Sabtu (13/11/2021).
Deklarasi bertempat di depan ruang tata usaha ini dilakukan 30 agen perubahan bersama Kepala Sekolah, Fasilitator Roots dan Warga UPT SMP Negeri 32 Gresik. Tujuannya, sebagai bentuk kesepakatan bersama mencegah segala bentuk perundungan.
Dengan adanya penandatanganan deklarasi ini menandakan dimulainya babak baru UPT SMP Negeri 32 Gresik sebagai sekolah yang aman, nyaman, ramah anak sesuai visi misi Kemdikbudristek. Tentunya, nol perundungan.
Baca : Roots Day, Agen Perubahan di UPT SMP Negeri 32 Gresik Unjuk Kreasi
Kepala UPT SMP Negeri 32 Gresik mengungkapkan, penandatanganan deklarasi ini merupakan bagian dari kegiatan anti perundungan program Kemdikbudristek bagi sekolah penggerak.
Pihaknya berjanji akan mengawal kegiatan Roots agar dapat berimbas positif dalam kehidupan sehari-hari. "Tidak ada bullying, tidak ada perundungan. Semua menjadi kawan akrab saling melindungi," tegas Shoffan.
Selain deklarasi, agen perubahan dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing menampilkan kreasi Pinguin Dance, Role-play Anti Bullying, Puisi Bersambung, Yel-yel Anti Perundungan, dan Pantun Bersambung.
Pada kegiatan ini dirinya mengajak warga sekolah turut meramaikan acara Roots Day dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Mengakhiri Roots Day diberikan penghargaan agen perubahan terbaik dan juara lomba poster. Sebagai agen perubahan terbaik Tazkiyah Abda Irfani dan juara lomba poster Dwi Rahmi Amaliyah.
Rifaus/Infodapodik