Caldwell (2008) bahwa “reading is an extremely complex and multifaceted process”. Pembaca secara aktif terlibat dalam berbagai proses yang terjadi secara simultan. Pertama, pembaca melakukan pengkodean baik secara perseptual maupun konseptual (perceptual and conceptual decoding). Proses ini melibatkan kegiatan memaknai kata dan menghubungkannya dengan unit ide atau proposisi. Kemudian pembaca menghubungkan unit ide, memaknai detil informasi, dan membangun mikrostruktur dan makrostruktur atau yang diistilahkan sebagai “the mental representation that the reader construct of the text”
Pemahaman terhadap mikrostruktur dan makrostruktur menyebabkan pembaca dapat mengidentifikasi ide-ide penting yang kemudian diintegrasikan dengan pengetahuan awal (prior knowledge) dan membangun situasi model. Situasi model ini bersifat idiosinkratik bagi masing-masing pembaca yang digunakan untuk belajar pada waktu dan konteks lain.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemendikbud, 2016).
Dalam pelaksanaan manajemen sekolah, sekolah perlu membentuk Tim Gerakan Literasi Sekolah. Tim tersebut mempunyai Uraian Tanggung Jawab, Tugas, Wewenang, dan Rencana Tindak Lanjut sebagai Tim yang di-SK-kan oleh kepala sekolah.
Anda membutuhkan SK Tim Literasi Sekolah, jika ya silakan download SK Tim Literasi Sekolah pada menu yang tersedia